Dimulai tanggal 13 Agustus lalu, hari Sabtu..beberapa hari sblmnya temanku Evia mengajak datang ke pengajian yg diadakan di mesjid dekat kosnya...Jujur aja aku jarang ikut pengajian, kalo yang dimaksud pengajian itu yang didapat waktu shalat tarawih di mesjid (di bulan puasa Ramadhan), cukup sering aku lakoni, dulu...dan sekarang semakin lama frekwensinya semakin jarang...Itulah, magnet duniawi memang kuat sekali mengelilingi kehidupan kita sehari-hari...ada saja yang memberatkan langkah ini, yang alasan capeklah pulang bekerja seharian, atau alasan-2 ‘konservatif’ lainnya...Segala sesuatu memang berawal dari NIAT..Kalo niat sudah kuat semua pasti akan ada jalannya... Lagi-2 (gila-2...!!@$?), niat yang sudah kuat masih bisa dibelokkan oleh magnet duniawi tadi...Akan sulit ketemu ujungnya bila diskusi ini dilanjutkan..terlebih aku juga adalah hamba-Nya yang masih perlu banyak belajar dan punya ‘uncountable folder of sins’ yang masih waiting list (saking buaaannyakk-nya..) untuk diperbaiki...Masih panjang jalan dan banyak cobaan, dgn segala bentuk trials and errors yang mesti aku lewati untuk menjadi umat-Nya yang lebih baik..As a human aku cuma bisa berusaha dan berdo’a : Semoga aku masih diberi-NYA kesempatan...Amin.
Dan pada Sabtu yang cerah itu, pagi-2 aku sudah duduk di dalam mesjid bersama dengan anggota majelis taklim lainnya...Yang menjadi pembicara dalam pengajian itu adalah seorang perempuan/ustadzah..Beliau adalah seorang muallaf atau seseorang yang menjadi muslim setelah ‘pindah’ dari agama sebelumnya. Itu juga yang membuatku tertarik untuk mengikuti pengajian ini..hehehe...tetap ada alasan terselubung-nya... Sebelumnya aku sudah mendengar nama ustadzah ini dan mengikuti ceramahnya lewat beberapa vcd..Buat muslim di Indonesia, nama beliau sepertinya sudah cukup dikenal...Menurutku bukan semata-mata karena beliau adalah seorang muallaf , tetapi karna isi ceramah ataupun pengajiannya yang banyak memberi pengetahuan baru pada umat muslim sendiri yang notabene lebih banyak hanya ‘menerima’ ajaran Islam namun punya sedikit sekali keinginan (bisa-2 tidak punya keinginan sama sekali) untuk mempelajari sendiri atau menambah pengertahuannya..
Seperti aku, sebagian besar umat muslim yang ada di dunia menjadi muslim karna ‘keturunan’..maksudnya, agama orang tua otomatis menjadi agama anak-2nya...Di sinilah sisi yang menarik buatku secara pribadi, aku sendiri yang dari lahir sudah menjadi muslim sedikit sekali punya keinginan untuk mengetahui agamaku secara detil dan luas...Ilmu yang kudapat ya dari faktor ‘keturunan’ itu tadi, ditambah dari guru mengaji, guru agama, buku agama dan mendengar pengajian di mesjid serta dari acara-2 tv atau kaset-2...Tapi itu saja ternyata belum cukup, for sure..Aku melihat para muallaf inilah yang lebih giat mencari ilmu agama yang kami anut, bukan sekedar ‘menerima’ ajaran-2 tapi juga mencari sendiri jawaban-2 dari pertanyaan-2 yang mereka punya... Intinya : pengetahuan agama para muallaf itu sendiri cendrung lebih banyak dari muslim ‘keturunan’ seperti aku...Ini yang membuatku kagum pada mereka, sekaligus membuat aku malu pada diri sendiri..mungkin karna mereka menjadi muslim setelah mempelajari banyak hal sebelumnya,banyak dari muallaf ini yang pada kenyataannya lebih taat daripada orang-2 yang sudah menjadi muslim selama hidupnya... Terlepas dari urusan ibadah dan amal adalah urusan ‘pribadi’ antara Tuhan dengan makhluk-Nya, kondisi ini seperti jadi ‘trigger’-ku untuk belajar lebih banyak lagi tentang apa yang kuyakini..Pelajaran yang kuambil : Meyakini sesuatu bukanlah hal yang sulit, tapi mencari sebab kenapa kita harus yakin tidaklah semudah itu...Meyakini tanpa tau sebabnya sama saja dengan ikut-2an, gak ada esensi-nya...Gak ada esensi berarti gak punya visi dan misi...modalnya hanya ‘yakin’.. so what gitu loh ??
Tolong jangan disalah artikan tulisan dalam blog-ku kali ini...dengan menulis ini tidak berarti aku sudah menjadi makhluk-Nya yang taat dan terpuji, tidak juga bermaksud menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah. Ini hanya sebuah pandangan dari seorang manusia yang jauh dari kata ‘sempurna’..dengan menyadari ini tentu aku juga diingatkan untuk tidak malas meng-up grade ilmu agamaku yang masih sangat mentah... Mudah-2an ini bisa jadi refleksi buat kita semua untuk tidak sekedar menjadi ‘makhluk’ pengikut, tetapi juga bisa menjadi penganut yang punya visi dan misi terhadap apa yang diyakininya...Terlebih bila ini adalah bentuk hubungan ‘vertikal’ antara Sang Khalik dan kita makhluk ciptaan-Nya, banyak yang mesti ‘dipertanggung jawab’-kan.. For the better life of all humankind...PEACE !
AYAH datangg....
Tanggal 17 Agustus kemaren ayah datang ke Jakarta..Ada urusan pekerjaan seperti biasa..Biasanya Ayah manage sendiri urusannya di sini, aku gak pernah ‘terlibat’..Ya aku kan juga punya aktivitas sendiri, lagipula pekerjaan ayah di bidang teknik memang jauh hubungannya dengan pekerjaanku sebagai tutor (antara tutor dan guru tetap berbeda loh, walopun beda tipis...).. Nah, pas setelah hari libur 17 Agustus-an itu aku gak ada jadwal ngajar sampai weekend, jadilah aku diajak ayah untuk menemani beliau beraktivitas selama di Jakarta. Prioritasnya tentu urusan pekerjaan beliau, termasuk mendampingi beliau bertemu relasi-2 kerjanya..Awalnya aku kikuk juga ada di antara bapak-2 itu, tapi karna suasananya gak terlalu formil lama-2 aku bisa enjoy juga mendengarkan mereka ngobrol..sedikit banyak aku mulai ‘ngerti’ bidang pekerjaan ayah.Walopun itu baru cukup sebagai ‘introduction’ buatku, aku senang aja dapat ‘ilmu’ baru. Capek plus ngantuk sih (always), apalagi mereka ‘ngobrol’ dari pagi sampai siang...but I really enjoy it. Sangat berbeda dengan mendengarkan rumpian ibuk-2 yang berjam-jam tapi kebanyakan isinya gosip melulu..hehehe.... Ayahku ini hobinya traveling, I guess I also have this hobby from him genetically..Travelling dengan kendaraan atau jalan kaki sama asyiknya buat beliau. Kadang-2 kami (ibu dan saudara-2ku yang lain) sudah merasa capek, eh, beliau masih tetap semangat melanjutkan perjalanan..Beliau concern sekali dengan kesehatan, mungkin karna itu beliau berpikir banyak bergerak dapat menyehatkan badan. Untuk makanan juga begitu, ayah pecinta sayuran nomor wahid walopun beliau bukan seorang vegetarian..Kenapa yang ini gak menurun juga ke aku ya ? Untuk urusan makan sayuran, ayah juga yang tau persis how I hate vegetables..and fish ! Aku belum menemukan sebab lain kecuali semata-mata karna rasanya yang ‘gak kompak’ dengan indra pengecapku. Well, balik ke soal travelling..Ayah mengajakku untuk naik busway ! Beliau antusias sekali untuk nyobain busway, udah gitu maunya naik dari halte busway yg paling ujung di Kota..”Biar lama di dalam busway-nya”, kata beliau..Apa Pemda DKI juga menjadikan busway sebagai objek pariwisata ya ? Lumayan juga potensinya tuh..Tiap hari kan ada ribuan orang yang datang ke Jakarta...Dipikir-2 lucu juga cerita naik busway ini, kami membayar argo taxi untuk ke Kota yg jumlahnya sampai puluhan ribu demi naik busway yang harga satu tiketnya ‘cuma’ Rp. 2500..weleh,welehhh... AYAH & Kereta Api
Kami naik busway sampai ke Ratu Plaza..Ada yang ayah cari di sana. Selain penggemar sayuran, ayah juga sangat menggemari kereta api. Sudah lama ayah punya keinginan untuk mempunyai miniatur kereta api lengkap dengan ‘landscape’-nya...ada miniatur pelengkap lainnya, seperti rel dan stasiunnya, rumah-2, terowongan, tiang-2 lampu..pokoknya detil seperti halnya miniatur sebuah kota lengkap..Di Indonesia jarang sekali ada tempat yang menjual prototype kereta yang lebih persis aslinya ini, dlm artian bukan sekedar kereta mainan dari plastik atau fiber glass dengan remote control yang cukup banyak dijual di toys shop..Memang kata ayah miniatur kereta yang bagus itu kebanyakan adalah bikinan Eropa, salah satunya Jerman..Btw, sebelum ketemu hobby shop di Ratu Plaza ini, aku dan Dat sudah beberapa kali keluar masuk toys shop di beberapa tempat..Berkat tanya sana-sini akhirnya ketemu juga tempat menjual kereta yg dimaksud..Ayah tentu senang, tidak perlu ke luar negri untuk melihat kereta impiannya..apalagi di toko itu memang khusus menjual prototype kereta buatan pabrik Jerman yang termasuk pabrik pelopor pembuatan prototype kereta api Eropa..Di sana ada display miniatur sebuah kota lengkap, persis yang dibayangkan ayah..aku juga takjub melihatnya...Bagus benerrr..!!
Setelah ngobrol sama owner tokonya yang very helpful (katanya beliau keturunan Jawa Belanda ‘gitu..), sebagai pemula (belum jadi kolektor) ayah disarankan untuk membeli katalognya dulu..Katalognya juga gak kalah bikin takjub..katalog itu sepertinya di keluarkan setiap tahun, isinya segala sesuatu tentang kereta ! Jenis, detil, model, tahun pembuatan dan blablabla....tebel banget dan super lengkap. Ayah membeli katalog itu dgn harga yg cukup reasonable mahal-nya..Belum lagi kalo ditanya harga starter set atau harga miniatur keretanya yang bisa dibeli satuan (bagian locomotif atau gerbong)..Price-nya pakai kurs Euro...giling aja ! Ayah kan suka model kereta konvensional yang pake uap/steam, ternyata model itu yang paling mahal dibanding model diesel atau elektrik, karna detilnya lebih rumit dan untuk mesin penggeraknya aja cost more than 2 millions rupiah..giling beneerrr dah !
Akhirnya ayah beli katalognya aja dan bilang : “ Baca katalognya aja bisa bikin Ayah ‘kenyang’ duluan nih...bisa-2 Ayah gak kepengen lagi beli keretanya karna harganya mahal...” Hahaha...Makanya ada beberapa kolektor miniatur kereta di Indonesia yang ‘swadaya’ bikin ornamen-2 landscape-nya dengan kreativitas dan alat-2 mereka sendiri untuk menghemat rupiah...Mereka keluar duit untuk beli rangkaian keretanya saja. Bisa berhemat sekaligus tetap bisa punya miniatur lengkap dan bagus...Bisa jadi alternatif tuh, Yah !
Ngomong soal hobi kereta api Ayah, baru kemaren aku menanyakan kenapa beliau suka kereta api..Beliau jawab : “ Dulu waktu Ayah kecil, jamannya agresi Belanda (sekitar thn 1946-an) Ayah tinggal di kampung sama Umbai (Nenek dlm bahasa Palembang) karna Akas (Kakek) gabung dengan pasukan gerilya..Malam hari Ayah sering mendengar bunyi kereta api dan pluit-nya (yang khas) yang lewat di kampung sebrang..Waktu itu Ayah berkhayal kapan bisa naik kereta api ? “ Begitulah penjelasan Ayah, sebenarnya simpel aja tapi aku yang mendengarkan jadi seperti terbawa pada suasana perjuangan dulu..(cieee, kaya’ yg pernah ikut berjuang aja.. =D). Pas-lah dengan nuansa 17 Agustus-an kemaren...Tapi waktu aku tanya ke Ayah kapan pertama kali cita-2 beliau naik kereta api terlaksana, beliau malah bilang lupa...hehe.. Masih soal kereta api, Ayah pernah bikin puisi yang judulnya “Kereta Api” sebagai ‘kado’ untuk pernikahan tante-ku. Puisi itu dibacakan Ayah pada malam resepsinya...Aku lupa isi puisinya (wong waktu itu aku masih cuilik kok..msh di Taman Kanak-2 ‘booo..), tapi aku ingat puisi itu di tempel di bagian depan album foto-2 pernikahan tanteku itu..Ayahku ternyata bisa ‘nyeni’ juga..Begitulah sisi artistik orang teknik, gak jauh-jauh dari mesin..bisa berekspresi lewat kereta api ! Sedangkan aku lebih ‘nyentrik’ lagi, waktu resepsi pernikahan itu aku dengan kepercayaan diri penuh (atau gak tau malu ??) nyanyi di depan tamu-2 membawakan lagu...”Hymne Guru” ! Hahaha....that’s a true story everybody ! Berhubung aku masih kecil dan lucu (swear, aku lucu waktu kecil !), semua orang hanya memaklumi dan menahan senyum...Mungkin itu jadi sebuah pertanda bahwa suatu hari nanti aku akan menjadi ‘guru’..And look at me now...I should have read the signs, shouldn’t I ?